IKM RSUD Berkah Naik, Pasien Makin Puas Meski Tetap Antri
Table of Contents

ANTERO PANDEGLANG - Semester pertama tahun ini, nilai IKM rumah sakit milik Pemkab Pandeglang itu menyentuh angka 89,65 persen. Naik tipis dari tahun 2024 yang tercatat di angka 88,56 persen.
Kenaikan ini bukan tebak-tebakan atau hasil polling iseng. Data diambil dari survei digital yang diisi langsung oleh pasien dan keluarga mereka. Baik yang sekadar periksa di rawat jalan, maupun yang sempat "ngekost" di ruang rawat inap.
Menurut pihak rumah sakit, barcode surveinya tersedia di setiap unit layanan. Jadi, kalau ada keluhan atau pujian, tinggal scan dan sampaikan. Gak perlu ribet, gak pakai calo.
Sembilan indikator, satu tujuan
Ivan Sofiyana dari bagian Humas RSUD Berkah bilang, ada sembilan indikator yang dinilai. Mulai dari syarat layanan, prosedur, waktu tunggu, hingga kualitas SDM dan fasilitas. Termasuk juga soal tarif dan penanganan pengaduan.
Kalau ada satu saja yang nilainya jeblok, kata Ivan, langsung dibahas di meja evaluasi. Gak dibiarkan menggantung seperti antrean di poli spesialis.
Soal pasien turun? Gak juga
Ivan juga membantah anggapan bahwa jumlah pasien menurun. Ia menegaskan, sistem rujukan BPJS masih berlaku. Jadi, pasien dari faskes tingkat pertama memang harus lewat rumah sakit tipe C dulu sebelum ke RSUD Berkah yang sudah tipe B.
Bukan soal sepi, tapi memang begitu aturannya.
Bukan balapan, tapi pelayanan
Terkait isu persaingan dengan rumah sakit lain—terutama swasta yang makin menjamur—Ivan santai. Katanya, RSUD Berkah tidak ikut-ikutan adu branding. Fokus mereka tetap melayani warga Pandeglang sebaik mungkin.
“Yang penting masyarakat terlayani. Soal saingan, itu urusan belakang,” begitu kira-kira pesannya.
Survei jangan dilupakan
Ivan berharap masyarakat tidak bosan mengisi survei. Kritik dan saran, katanya, justru jadi bahan bakar buat rumah sakit memperbaiki diri.
Jadi, kalau habis berobat dan ketemu barcode survei di dinding, jangan cuma jadi pajangan. Scan aja, isi, siapa tahu keluhanmu besok udah ditindak.
Lagipula, ngisi survei lebih sehat ketimbang ngedumel di status WhatsApp.
Penulis:Fuad