Laba Krakatau Steel Nyungsep Meski Pendapatan Naik
Table of Contents

CILEGON, ANTERO NEWS - Krakatau Steel lagi-lagi harus menelan pil pahit. Di semester pertama 2025, perusahaan pelat merah ini mencatat rugi bersih USD105 juta atau sekitar Rp1,71 triliun. Padahal, secara pendapatan, mereka justru mengalami kenaikan.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru yang dikutip dari IDX Channel pada 25 Juli, kerugian Krakatau Steel membengkak 75,6 persen dibandingkan tahun lalu. Singkatnya: makin rugi meski cuan kelihatan nambah.
Pendapatan perusahaan baja terbesar di Indonesia ini memang naik 3,6 persen, mencapai USD460,8 juta. Tapi beban pokok pendapatan ikut-ikutan melonjak, membuat laba kotor hanya tersisa USD33,9 juta.
Kerugian operasional pun tak bisa dihindari. Sepanjang Januari hingga Juni, Krakatau Steel tekor USD22 juta—naik tajam dibanding semester pertama tahun lalu yang hanya USD4,8 juta.
Bukan cuma itu. Arus kas operasional juga ikut jeblok. Perusahaan mencatat aktivitas operasional negatif senilai USD32,8 juta. Bahasa kasarnya: mereka kesulitan menghasilkan uang dari bisnis utamanya.
Hingga artikel ini tayang, belum ada pernyataan resmi dari manajemen Krakatau Steel soal strategi selanjutnya. Mungkin masih sibuk hitung-hitungan atau cari cara keluar dari lubang finansial.
Dan ya, upaya konfirmasi ke bagian humas di Cilegon belum membuahkan hasil. Tampaknya, mereka lebih memilih diam daripada mengomentari angka-angka yang bikin pusing.
Penutup Pendapatan boleh naik, tapi kalau pengeluarannya lebih ganas, ya rugi tetap rugi. Krakatau Steel butuh solusi konkret, bukan sekadar tambal sulam laporan tahunan.
Penulis: Fuad