Dedi Mulyadi Buka Suara: Tak Ada Vasektomi untuk Dapat Bansos, Tapi KB Laki-Laki Disarankan!

Daftar Isi
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

JAKARTA
– Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa tidak ada kebijakan vasektomi sebagai syarat menerima bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Dedi saat menghadiri agenda di Kantor Kementerian Hak Asasi Manusia, Jakarta, pada Kamis (1/5).

"Tidak ada kebijakan vasektomi. Tidak ada. Tidak ada kebijakan itu," ujar Dedi sambil menepis isu yang sempat bikin heboh netizen.

Jadi, dari mana asal isu vasektomi itu?

Menurut Dedi, anjuran program Keluarga Berencana (KB) tetap menjadi bagian penting dalam penyaluran bansos. Terutama bagi keluarga yang memiliki banyak anak. Namun, anjuran tersebut bukan berarti wajib apalagi mengarah pada kewajiban vasektomi.

"Bisa dilihat di media sosial saya. Saya hanya menyarankan kepada penerima bantuan yang anaknya banyak, agar ikut program KB. Kalau bisa, laki-lakinya. Tapi bukan vasektomi doang, ya, ada cara lain. Ada pengaman," jelasnya.

Dengan gaya khasnya yang setengah serius setengah nyindir, Dedi menekankan bahwa tanggung jawab KB juga perlu dipikul para pria, bukan cuma istri yang repot urusan kontrasepsi.

Sempat lontarkan wacana "syarat KB" untuk bansos

Isu ini mencuat setelah Dedi sempat menyampaikan rencana integrasi data bansos dan data kependudukan di Bandung pada Senin (28/4). Dalam pernyataannya saat itu, ia memang menyebut bahwa ke depan, penerima bansos diharapkan sudah menjadi peserta KB.

Tujuannya? Agar bantuan pemerintah bisa lebih merata dan adil. Jangan sampai satu keluarga saja yang terus-terusan jadi langganan subsidi negara.

"Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tapi yang dapat beasiswa, bantuan melahirkan, perumahan, semua keluarga dia. Nanti uang negara mikul di satu keluarga saja," ujar Dedi.

Dedi juga menyampaikan bahwa penerapan syarat KB ini akan mengedepankan pendekatan data yang lebih spesifik dan menyasar peserta KB pria.

"Ketika nanti kami menurunkan bantuan, dicek dulu. Sudah ber-KB atau belum? Kalau sudah, boleh terima bantuan. Kalau belum, ikut KB dulu. Dan KB-nya ya KB pria. Ini serius," tandasnya.

Jadi, meskipun sempat terdengar seperti ultimatum, Dedi menegaskan kembali bahwa tak ada paksaan vasektomi. Hanya sebuah ajakan untuk berpikir panjang dan membagi peran dalam keluarga.

Penulis: Fuad Hasan
Editor : Ibrahim