Air Sungai Mengering Di Serang, Karena Program Buka Tutup Pintu Irigasi

SERANG. Kondisi keringnya air irigasi membuat miris petani, sebab selama ini air dari irigasi Pamarayan menjadi pasokan utama air yang mengaliri sawah petani.

Baca : Pembangunan Air Sumur Tanah Dangkal Di Desa Pulo Diduga Bermasalah

Air Sungai Mengering Di Serang

Petani semakin sengsara karena saat ini adalah musim tanam, butuh pasokan air untuk menanam benih padi. Jika kurang pasokan air, benih padi tidak akan bisa tumbuh dengan baik.

Ratusan hektare sawah di Kabupaten Serang, Banten mengalami kekeringan. Lantaran debit air di irigasi Pamarayan Barat menyusut drastis, bahkan bisa dibilang kering.

Menanggapi hal tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pamarayan Hermanto menjelaskan, keringnya air irigasi karena pihaknya sedang melakukan normalisasi atau perbaikan saluran irigasi. Kegiatan normalisasi akan berlangsung selama enam bulan, terhitung sejak awal Desember 2017 hingga Mei 2018.

“Selama proses perbaikan tersebut kami dari pihak bendungan melakukan sistem buka tutup,” katanya kepada redaksi, Kamis (4/1).

Perbaikan dilakukan karena ada beberapa bagian tanggul yang rusak akibat longsor, juga tingginya sedimentasi atau penumpukan lumpur di saluran irigasi sehingga perlu dilakukan pengerukan. Jarak saluran irigasi cukup panjang sekitar 45 kilometer, mulai dari pintu air bendungan Pamarayan di Cikeusal hingga Bojonegara.

“Saat ini proses perbaikan baru meliputi tahap pengukuran ketinggian tanggul atau Mutual Check nol (MC nol). Air di saluran irigasi kosong karena dampak dari proses perbaikan saluran irigasi,” jelas Hermanto

Sebelumnya muncul pemberitaan yang menyebut penyebab keringnya air di saluran irigasi karena ulah PT. SBS yang menyedot air untuk kebutuhan pasokan yang digunakan sebagai bahan baku air bersih. Namun, hal itu dibantah para petani di Kabupaten Serang yang sawahnya terdampak keringnya air saluran irigasi.

“Berita itu menyesatkan, tidak sesuai fakta,” kata Kepala Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kramat Watu, Kabupaten Serang Kodiman AK.

Dia menjelaskan, informasi yang diperoleh petani dari petugas irigasi bahwa keringnya air irigasi karena pihak balai besar sedang mengerjakan proyek perbaikan saluran irigasi. Untuk proses perbaikan dilakukan program buka tutup pintu air.

“Akibatnya air irigasi kering,” ujar Kodiman.

Menanggapi hal tersebut, pimpinan Pondok Pesantren Al-Muawanah TB. Syahroni Ahmad mengungkapkan petani sudah mengetahui kalau sulitnya air dari irigasi dikarenakan beberapa permasalahan teknis terkait perbaikan irigasi.

Munculnya polemik itu karena petani kurang mendapat sosialisasi secara tepat dari pihak balai besar maupun Pemkab serang terkait adanya buka tutup pintu air.

“Tapi sekarang semua sudah jelas bahwa hal ini terjadi karena perbaikan teknis irigasi,” imbuh Syahroni. (ad)

Tinggalkan Balasan